Showing posts with label life. Show all posts
Showing posts with label life. Show all posts

Saturday, March 28, 2015

its okay

i saw that black of loneliness
in the brown of yours
and at the same time
the melodies of mellow hardcore
are also heard through the beats of that walking step
i dont exactly understand how hard it is
that maybe gravity and your sanity
are secretly compromizing
to take you down under the rain of anxiety
did you bought satisfaction with the money you earn?
oh jesus, you bailed out pain with the money you pay
you filled the mind of yours
every kind of artificial bliss
in every friday
smoke, girls, club
little true good guy
youre just completely drunk
so
let me drive you out of nowhere till 5 in the morning
and you can be yourself till the day of endless
ill lean you my shoulder
the time youre ready to stop pretending
its okay for everyone to get tired
its okay for everyone to be weak
its okay for everyone to feel ordinary
what are you worry about?
dont be scared
a mask that made of steel
really is incriminating
all you need is a warm blanket
with a waterproof mattress
where its free to cry
and safe to harbour
let your fear be burned
and when you built the faith
the dawn of our enchanting day star
will ready to kiss you its light
on the bright of your smile
its okay for everyone to finally realize
its okay for everyone to get back to be exactly the way they were

its okay for everyone to miss themselves

Saturday, December 20, 2014

Tsundere

Kembali pada satu petang,

Saat waktu merayuku untuk pulang.

Teduh suaranya menderukan angin mendung,

menghempas lembut rambut-rambut pelipisku.

Ceritanya berbisik,

menggema walau sampai sadarku hampir sirna.

Lapis dinding dan kelabu langit mungkin bertanya-tanya,

mengapa senyum ini tidak lagi pudar.

Aku bilang,

"ada yang hadir dan menghapus semua getir"

Daun hijau kekuningan merona delima,

diatas bebatuan lapuk cokelat.

Percaya kah ia?

Biar ruang ini memang cuma sejentik,

namun lagu tentangnya,

akan selalu cantik.


(Tangerang Selatan, 15 Desember 2014)

Friday, December 19, 2014

bingkai penutup

Liebe Leute,

ich habe mich schon lange nicht mehr eingeloggt. Seit ein paar Monaten war ich noch sehr beschäftigt. Jetzt habe ich schon viel Zeit zu wieder schreiben, weil mein Deutschkurs schon fertig hat. Ich soll nun nur sitzen und mehr beten, damit meine Prüfung bestehen kann. Das walte Gott!

For the last six months i got morethan i gave. dari hal kecil sampai yg luar biasa besar. meskipun lagi-lagi satu gerbang harus ditutup kembali. bagi gue perpisahan adalah penyimpangan redudansi dalam satu kalimat panjang garis hidup, karna terjadi lebih dari dua kali. Schade..

berbeda dari saat putih abu-abu masih lekat di badan, memang bukan yang se-asik, se-tolol, dan se-konyol 17 tahun ke bawah. melainkan seperti kain Batik. mereka, yang kaya akan ragam. mereka yang jauh dari sama, tapi punya keunikan sendiri. the more beauty its pattern the more difficult it would be. from the cheapest to the most expensive. dari yang telaten ditulis pakai canting sampai printing yang instan tinggal cetak dari pabrik. batik-batik ini yang sebentar lagi akan di impor di belah bagian yang jauh dari tanah Maritim. yang akan menjadi kebanggaan merah-putih di bumi empat musim, di tanah kebangsaan otoriter Nazi.

kayak tatto yang di tusuk panas-panas di lapis kulit, i could never erase the remembrance. and why would i? together, we pursue our dreams. kami membantu membangun kapal masing-masing dan sama-sama menarik layar untuk kemudian bisa berlabuh. di ujung karang arah kami menyimpang. memang dermaga kami berbeda-beda, namun pulau kami masih satu. mungkin nanti kalau kaus belel dan jeans kami sudah berganti menjadi jas hitam atau heels 15 centi, kami akan bertemu lagi. sambil saling melontar pujian atau candaan basa-basi semacam "wah, gak salah lo pilih istri, mirip angelina jolie" atau "kayaknya lo bukan ibu nya dia deh, lebih mirip tetangga gue" 

Eigentlich weiß ich nicht mehr zu sagen. Ihr gefallt mir wahnsinnig gut :)

Schöne Ferien Bekasi, Makassar, Jakarta, Bontang, Bogor, Jambi, Depok, usw! Ich wünsche euch immer das Beste des Lebens. Auf wiedersehen.

Viele Grüße,
Nisa 

Friday, January 27, 2012

The line between humanization.

Mungkin selama ini jabaran arti manusia kaya adalah seorang manusia yang kaya akan materi.
Punya rumah yang besar, pakai baju bermerk ternama, punya mobil yang banyak dan pakai handphone mahal.

Kalo tiba tiba terdapat sebuah pertanyaan "Lebih kaya manakah diantara mereka?" dengan dihadapi oleh dua perbandingan kondisi yang bertolak belakang;
1. Manusia yang tinggal dirumah mewah dengan keluarga yang rusak, atau
2. Manusia yang tinggal di gubuk dengan tradisi makan bersama setiap malah meski hanya sebungkus nasi.

Maka dengan waktu kurang dari lima detik, gue mungkin bakal reflek jawab yang nomor 2.
Manusia kaya bukan didasari dari hal primer. Standart manusia kaya bukan hanya dilihat dari kualitas sandang, pangan atau pun papan nya.
Apa arti dari sebuah rumah mewah tanpa kebahagiaan. Sepi. Seperti nonton film yang gak laku di mal buluk. Seperti catur tanpa ster. Kayak ada yang kurang.

Tapi nyatanya standart itu muncul sendiri dikalangan banyak manusia masa kini. Secara gak langsung mereka punya tingkat batasan perbedaan yang mereka bikin sendiri. Batasan orang kaya dan orang gakpunya. Batasan anakgaul & gak gaul. Batasan elite dan kampung.
Rasis. Orang kulit putih & kulit gak putih. Orang rambut bagus & rusak. Orang beragama ini & beragama itu. Orang yang tinggal disini & disitu. Orang yang hapenya bb & nokia. Orang yang kerudungan & yang gak kerudungan. Orang yang sukunya ini & itu. Orang yang sekolahnya di swasta & negri. Sampe ke orang yang followers twitternya segini & segitu, demi sebuah kepopuleran.

Lucu gaksih. Iya lucu banget. Saking lucunya orang yang ngebeda-bedain itu keliatan banget gak-inteleknya.
Yang nerd diolok-olok. Yang cacat di intimidasi. Yang populer merajalela, bebas ngomong apaa yang mereka suka tanpa mikirin perasaan yang lain.

Apa kalian sudah merasa sempurna sehingga perlu mempermalukan orang lain? Kalian tau, gak seorangpun manusia yang berhak mempermalukan orang lain di depan umum.

"Orang gak bisa milih siapa bapaknya, ibunya, sukunya, warna kulitnya, jenis kelamin bahkan kadang-kadang agamanya. Jadi konyolkalo gue ngejauhin orang gara2 sesuatu yang gakbisa mereka pilih sendiri. Kaya orang bego aja"

So what's the point of being so damn highbrow?