Saturday, December 20, 2014

Tsundere

Kembali pada satu petang,

Saat waktu merayuku untuk pulang.

Teduh suaranya menderukan angin mendung,

menghempas lembut rambut-rambut pelipisku.

Ceritanya berbisik,

menggema walau sampai sadarku hampir sirna.

Lapis dinding dan kelabu langit mungkin bertanya-tanya,

mengapa senyum ini tidak lagi pudar.

Aku bilang,

"ada yang hadir dan menghapus semua getir"

Daun hijau kekuningan merona delima,

diatas bebatuan lapuk cokelat.

Percaya kah ia?

Biar ruang ini memang cuma sejentik,

namun lagu tentangnya,

akan selalu cantik.


(Tangerang Selatan, 15 Desember 2014)

No comments:

Post a Comment