Tuesday, October 30, 2012

Mereka

Mereka yang menutup diri bukan berarti sombong. Mereka yang menutup diri bukan berarti individualis. Mereka yang menutup diri bukan berarti pantas dibicarakan dan dianggap remeh sembarangan. Mereka memiliki emosi diri yang belum tentu awam mudah mengerti. Mereka tidak menerima kritik asal. Surat kabar miring dan segala berita palsu yang dimuat massa tentang dirinya. Mereka berpegang teguh pada pendirianya. Yang tidak seorangpun bisa melihat, bahkan dirinya sendiri.
Ada beton baja kuat yang mengelilingi dirinya. Dan rahasia jiwa yang tersimpan rapi dibalik jeruji besi. Yang tak satu orangpun tahu dimana letak kuncinya.

(Annisa R Putriana, 30 Oktober 2012)

Thursday, October 25, 2012

Negeri Para Bedebah.

buku ini gue baca ketika gue sedang absen masuk sekolah karena sakit. Sebenernya gue beli udah rada lama namun mood membaca tak kunjung datang. gue beli gara-gara si Laras promo Tere-Liye. sekali baca, malah ga bisa berenti samsek. buku ini ngabisin waktu dari jam 7 sampai jam 5 sore. cukup lama juga ya.

Alkisah seorang pria bujang bernama Thomas; karakter utama dari si buku ini. Seorang yang hidup dan bangkit atas nama masa lalu. Gimana ya, gue nggak ada kata yang pas buat mengutarakan novel ini. Isinya 100% mutu, dan ada actionnya. Novel Tere-Liye kali ini bukan sembarang novel biasa. Isinya berkutat dgn Ekonomi dunia dan Realita politik di Indonesia. Serta bagaimana ironisme yang hadir di Indonesia mengatasinya. Ditambah plotnya yang menarik saat jadi buronan dan dikejar polisi terus dimana-mana &trik-triknya yang oke. Four thumbs up deh dari gue pokoknya, nyampe jempol kaki juga tuh.

Kayaknya sih si Tere-Liye agak nyinggung kasus Bank Century beberapa waktu silam sama trouble2 yang ada sangkut pautnya sama Amrik, tp gue kurang ngerti juga. Yang jelas, banyak nyindir secara halus tentang busuk dalamnya regulasi dan korelasi bangsa kita ini. Gue aja yang awalnya awam banget jadi mulai ngerti "Oh ternyata kayak gini" "Oh ternyata kayak gitu". Mengungkap apa yang publik jarang tau kalo mereka nggak hidup jd petinggi-petinggi negara. Gaya hidup pejabat juga dijelasin disini. Kayak salah satu kutipan yang gue setuju banget;

"Penuh semangat bicara tentang regulasi, tata kelola yang baik, tapi mereka sendiri tidak mau diatur dan dikendalikan."
"Sepakat tentang penyelamatan bantuan global, tetapi mereka sibuk mengais keuntungan ditengah situasi kacau balau."


Yang bikin seru kadang ada juga beberapa plot cerita yang bikin ngakak, juga emosionalitas Thomas sebagai pemuda yang masih rasional (walaupun berlebihan) tp semuanya ttp aja dikemas dgn indah. Jadi jeleknya novel ini nggak keliatan, karena pembaca terlanjur terkagum-kagum dgn gaya bahasa serta riset dan wawasan yang disampaikan buku ini. Makna nya jg dapet bgt karena bs terealisasikan dengan baik.

So, buat yang ngaku suka politik & suka baca buku, recommended banget buat dibaca!


Tulisan di belakang buku nya gini nih;

Di negeri para bedebah, kisah fiksi kalah seru dibanding kisah nyata.
Di negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah.
Tetapi setidaknya, Kawan, di negeri para bedebah, petarung sejati tidak akan pernah berkhianat.