Tuesday, April 29, 2014

Mereka Menunggu Terus

Tak ada kesenangan hati terasa dalam menunggu demikian. Lain halnya dengan menunggu yang dilakukan orang ketika mengail ikan, dan berjam-jam dapat mengalir lewat dan hati merasa tenang dan enak, menunggu tarikan mulut ikan yang pertama pada umpan pancing didalam air. Atau menunggu burung belibis lewat diatas kepala, sedang pemburu bersembunyi di dalam belukar rawa. Atau menunggu rusa datang minum ke tempat air ditengah hutan. Atau menunggu kekasih yang datang terlambat.

Di dalam menunggu serupa ini ada terasa bahagia yang terdiri dari campuran harap-harap dan tak sabar. Akan tetapi menunggu seperti yang mereka lakukan ini adalah satu siksaan. Akaan tetapi karena sadar, bahwa untuk dapat hidup terus mereka harus dapat menahan siksaan ini, maka mereka pun diam dan menunggu. Untuk dapat hidup terus manusia bersedia berbuat banyak sekali. Tidak saja mengorbankan kesenangan sendiri, harta dan kekayaan, akan tetapi menjual kehormatannya sendiri pun banyak orang yang bersedia melakukannya.

Hidup penuh kemanisan, sedang janji-janji surga bagi orang yang beramal shaleh belum ada seorang manusia pun yang dapat membuktikannya, baik bagi dirinya sendiri, apalagi untuk orang lain. Karena itu orang ingin memperpanjang hidupnya sebanyak mungkin. Peminta-minta yang paling sengsara sekalipun akan mencoba juga sedapat mungkin memperpanjang hidupnya, sedang hidupnya telah begitu getir dan pahit. Mereka menunggu terus.

(Mochtar Lubis, Harimau Harimau!)

No comments:

Post a Comment