Dulu, ketika gue masih duduk di sekolah dasar. Gue sering mudik ke kampung menggunakan transportasi besi merayap macem cicak ini. Biasanya gue berdua bokap, sementara tiga anggota keluarga gue yang lain berangkat duluan pagi-pagi naik mobil bersama almarhum kakek gue.
Biasanya dulu, tengah malem, gue dengan menenteng tas ransel kecil duduk di pojokan Dunkin Donuts stasiun Gambir yang sampai sekarang ini bentuknya udah berubah-ubah. Gue selalu pilih donat favorit gue yang warnanya item tengahnya ada putih-putihnya, kagak tau dah namanya apaan. Yang jelas jaman dulu J.co belum terlalu ngeksis dan booming, dan memang belum ada di Gambir. Sementara gue nyeruput coklat, bokap ngebolak-balik majalah otomotif yang dia beli. Anyway gue dulu bener-bener nggak ngerti sm majalah otomotif yang gue kira isinya cuma sekrup, mur dsbg. Begitu juga dengan majalah baru gue, karena kami selalu ngorekin toko buku di stasiun. Dengan berselimutkan jaket merah hello kitty terikat di pinggang, gue menikmati bacaan gue sampai bokap manggil gue untuk segera naik ke atas, peron kereta namanya.
Gue selalu suka memperhatikan situasi kapanpun dan dimanapun termasuk pada hiruk-pikuk seperti pasar. Memperhatikan keadaan manusia-manusia berbeda yang datang dari asal dan dengan alasan yang juga berbeda-beda. Membuat analisis gue bergerak dalam diam dan menumbuhkan argumentasi baru yang bisa gue aktualisasikan pada diri gue sendiri. Didalam lembar yang tenang, gue suka merenung. Membiarkan imajinasi liar dan buas gue mencakar pemikiran gue. Sampai gue mengantuk dan menyimpan nya kembali dalam-dalam.
No comments:
Post a Comment